bagaimana dengan ? Kenapa mereka ribut mempersoalkan orang tak penting macam ?" "Karena dia lambang kekacauan, orang di luar . Mereka harus menjaga ketenangan. Sesudah , selalu merasa dikejar-kejar . Kesalahan besar pertamanya adalah menerobos rintangan di perbatasan. Dia mestinya menggunakan otaknya sedikit, kabur malam hari atau menyamar. Apa saja. T tidak begitu! Dia merasa harus masuk dan membunuh seorang pengawal, dan kemudian membunuhi orang-orang lain lagi. Sesudah itu ya seperti bola salju yang menggelinding. Dia harus terus membunuh untuk melindungi hidupnya sendiri. T dialah yang memulai. Seluruh keadaan yang tak menguntungkan itu akibat satu hal saja: sama sekali tak punya akal sehat." "Apa membencinya juga?" "Aku jijik! Aku tidak menyukai kebodohannya! Kalau aku penguasa di provinsi ini, akan kubikin dia menanggung an paling buruk yang dapat kutemukan. Sesungguhnya, untuk pelajaran bagi orang banyak, akan kusuruh orang mempreteli anggota badannya. Bagaimanapun, dia tak lebih dari binatang liar, kan? Penguasa provinsi tidak boleh bermurah hati pada orang-orang macam , walaupun dia sendiri bagi sejumlah orang tak lebih dari seorang bajingan. Tindakannya merugikan dan ketertiban, dan itu tidak baik, terutama pada masa-masa yang tak menentu ini." "Selama ini saya selalu menganggap orang baik, t di dasar hati ternyata sangat keras. Saya tak menyangka mensi itu." "Memang. Yang baik harus diganjar dan yang jahat harus di, dan aku datang kemari justru dengan kekuasaan untuk melaksanakannya." "Oh, apa itu?" teriak sambil meloncat bangun dari tempatnya dekat . "Apa tidak dengar? Kedengaran bunyi gemeresik, seperti langkah-langkah kaki, di pohon-pohon sana itu?" "Langkah-langkah kaki?" pun bersikap waspada. T sesudah mendengarkan baik-baik beberapa saat lamanya, pecahlah tawanya. "Ha, ha! Itu kan cuma beberapa ekor . Lihat!" Dan tamlah bayangan seekor besar dan kecil yang berayun-ayun di antara pepohonan. kelihatan lega, dan duduk kembali. "Uh, saya setengah mati ketakutan!" Selama beberapa jam berikutnya, keduanya hanya duduk diam menatap . Tiap kali akan mati, mematahkan ranting-ranting kering dan membakarnya. ", apa yang kaupikirkan?" "Saya?" "Ya, kamu. Meski sering melakukannya, t sebetulnya aku benci percakapan dengan diri sendiri." Mata sudah bengkak oleh asap. Sambil menengadah ke langit berbintang, Ia berkata lirih, "Saya pikir aneh sekali dunia ini. Semua bintang di kegelapan kosong di sana itu.... Tidak, bukan itu maksud saya. Malam telah penuh. Merangkum segala-galanya. Kalau memandang bintang-bintang itu lama-lama, kelihatan mereka bergerak. Bergerak pelan, pelan. Kesimpulannya tak bisa lain bahwa seluruh dunia ini bergerak. Saya merasakannya. Sedangkan diri saya hanya satu rink kecil di dalam semua itu-satu titik yang dikendalikan oleh kekuatan mengagumkan yang tak dapat saya lihat. Bahkan selagi saya duduk di sini sambil merenung, nasib saya pun besedikit demi sedikit.
7 tahun yang lalu